Wacana seputar legalisasi perjudian di Indonesia selalu memicu perdebatan sengit. Di satu sisi, ada yang berargumen tentang potensi pendapatan negara dan penciptaan lapangan kerja. Namun, di sisi lain, banyak alasan krusial yang menegaskan bahwa melegalkan perjudian akan membawa lebih banyak kerugian ketimbang keuntungan, terutama bagi negara dengan fondasi nilai agama dan budaya yang kuat seperti Indonesia.
Kerusakan Sosial yang Tak Ternilai
Melegalkan perjudian bagaikan membuka kotak Pandora yang berpotensi menghancurkan tatanan sosial.
- Meningkatnya Angka Kriminalitas: Jangan salah, di balik gemerlap kasino, seringkali tersembunyi peningkatan angka kejahatan. Individu yang terperangkap utang judi akan cenderung mencari jalan pintas, seperti mencuri atau menipu, demi menutupi kekalahan.
- Hancurnya Harmoni Keluarga: Kecanduan judi adalah bom waktu bagi keluarga. Para penjudi kompulsif kerap melupakan tanggung jawab finansial dan emosial mereka, berujung pada perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah psikologis mendalam pada anak-anak. Kerusakan ini menjalar, merusak fondasi komunitas.
- Merenggut Kesehatan Mental: Kecanduan judi adalah penyakit, bukan sekadar kebiasaan buruk. Legalisasi hanya akan memperparah kasus depresi, kecemasan, bahkan risiko bunuh diri di kalangan mereka yang tidak mampu mengendalikan diri.
- Lingkaran Setan Kemiskinan: Meskipun impian kaya mendadak selalu dijual, kenyataannya perjudian justru menjerumuskan mayoritas pelakunya ke dalam jurang kemiskinan. Harta benda ludes, dan beban sosial negara bertambah karena harus menanggung akibatnya.
Kontradiksi dengan Nilai Agama dan Moral Bangsa
Indonesia berdiri di atas Pancasila, dengan sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai pilar utama. Nilai-nilai agama menjadi pedoman hidup, dan hampir semua agama besar di Indonesia — Islam, Kristen, Hindu, Buddha — secara tegas melarang perjudian.
- Ajaran Agama yang Jelas: Dalam Islam, judi atau maisir diharamkan karena dianggap perbuatan syaitan yang memicu permusuhan dan melalaikan dari mengingat Tuhan. Ajaran serupa juga ditemukan di agama lain, menggarisbawahi sifat tidak bermoral dan keserakahan yang melekat pada praktik ini.
- Erosi Moralitas Sosial: Melegalkan perjudian berarti secara tidak langsung mengikis nilai-nilai moral dan etika yang telah mendarah daging dalam masyarakat. Perjudian akan dianggap lumrah, padahal ini bisa merusak etos kerja keras, kejujuran, dan integritas yang menjadi dasar kemajuan bangsa.
Potensi Ekonomi Semu dan Biaya Sosial yang Nyata
Argumen tentang keuntungan ekonomi dari pajak perjudian seringkali hanya tampak menggiurkan di permukaan.
- Pajak yang Tidak Stabil: Pendapatan dari pajak perjudian sangat bergantung pada keberuntungan penjudi dan gejolak ekonomi. Ini bukanlah sumber pemasukan yang bisa diandalkan untuk jangka panjang.
- Beban Sosial yang Lebih Besar: Keuntungan finansial dari pajak seringkali tidak sebanding dengan biaya sosial yang harus ditanggung negara. Bayangkan biaya untuk menangani kriminalitas, rehabilitasi pecandu, masalah kesehatan mental, dan penanganan kemiskinan — angkanya bisa jauh melampaui pendapatan pajak yang dikumpulkan.
- Mengabaikan Sektor Produktif: Alih-alih fokus pada sektor produktif seperti industri, pertanian, atau teknologi yang menciptakan nilai dan lapangan kerja berkelanjutan, legalisasi perjudian justru bisa mengalihkan perhatian dan investasi.
- Gerbang Pencucian Uang: Industri perjudian memiliki risiko tinggi disalahgunakan untuk pencucian uang dan aktivitas ilegal lainnya, yang pada akhirnya akan merusak stabilitas dan integritas sistem keuangan negara.
Tantangan Penegakan Hukum
Mengatur dan mengawasi industri perjudian yang masif akan menjadi tugas yang sangat berat bagi pemerintah.
- Pengawasan yang Sulit: Dengan skala yang besar, pengawasan terhadap praktik ilegal, penipuan, dan manipulasi akan sangat menantang.
- Potensi Pelemahan Hukum: Jika penegakan hukum terhadap perjudian ilegal saja masih menjadi tantangan, melegalkannya justru bisa membuka celah lebih lebar bagi masalah hukum yang lebih kompleks dan sulit dikendalikan.
Kesimpulan
Indonesia sebaiknya tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak melegalkan perjudian. Kerusakan sosial yang tak terpulihkan, kontradiksi dengan nilai-nilai luhur bangsa, serta kerugian ekonomi jangka panjang yang nyata, jauh lebih besar daripada potensi keuntungan sesaat. Prioritas utama haruslah pembangunan yang berkelanjutan, yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan budaya, serta fokus pada sektor-sektor ekonomi riil yang benar-benar membangun kemajuan dan kesejahteraan bangsa secara menyeluruh.